Februari 12, 2011

Kecemasan


Setiap orang dalam hitungan detik, menit, jam, hari dan seiring bergulirnya waktu pernah mengalami kecemasan dalam hidupnyaa. Banyak orang ingin tahu apa sebenarnya kecemasan itu dan bagaimana menguranginya, kenapa hanya mengurangi, karena pada kenyataannya kecemasan itu tidak bisa hilang begitu saja dalam diri seseorang, dan kunci untuk melakukannya adalah memahami dan mencari akar penyebabnya.

Salah satu akar penyebab kegelisahan dan semua masalah yang berkaitan dengan itu adalah stres, karenanya seseorang yang berhasil mengelola stres merupakan langkah pertama untuk menghilangkan kecemasan. Pada dasarnya, bagian pertama dari mengatasi stres adalah kemampuan untuk melihat gambaran besar permasalahan yang dialami. Jika tidak, seseorang akan dengan mudah untuk jatuh kedalam cara berpikir di mana ujungnya berfokus pada aspek-aspek negatif. Sebaliknya, fokus pada tujuan yang telah direncanakan dan menyadari bahwa kemunduran tidak akan menghentikan seseorang. Dengan melakukan hal tersebut akan membantu seseorang mengatasi stres dan pada akhirnya, membantu mengurangi kecemasan.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.
Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.

Menurut Taylor (1995) bahwa kecemasan adalah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi masalah atau adanya rasa tidak aman. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, cemas dan sebagainya). Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efekivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang. Mulai munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidak berdaya akan muncul apabila orang tidak siap menghadapi ancaman, dari sanalah timbul kecemasan pada diri seseorang

Dalam kajian-kajian psikologi dan kesehatan mental ditemukan beberapa Klasifikasi Tingkat Kecemasan,
Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan panik (Townsend, 1996).

1. Kecemasan ringan; Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.
2. Kecemasan sedang; Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis.
3. Kecemasan berat; Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.
4. Panik; Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.

Dari tingkat kecemasan yang dialami, akan menimbulkan Respon Fisiologis dan Psikologis terhadap Kecemasan pada diri seseorang, yaitu :

Respon Fisiologis terhadap Kecemasan :

* Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.
* Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
* Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.
* Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.
* Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.

Respon Psikologis terhadap Kecemasan

* Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar.
* Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.
* Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.

Langkah penting berikutnya jika seseorang mengalami kecemasan adalah berupaya mencari cara untuk meringankan kecemasan tersebut. Mungkin banyak sekali cara-cara untuk mengurangi kecemasan pada diri sesorang, misalnya dari artikel-artikel kajian psikologi dan kesehatan mental ataupun artikel lainnya yang berkaitan dengan perilaku individu dan lain sebagainya.
Dalam buku 7 Jurus Menghilangkan Kecemasan dan Memulai Hidup Baru, Dale Breckenridge, membantu kita untuk dapat menghilangkan kecemasan dan berusaha memulai hidup baru. Dan berikut ini adalah beberapa tips untuk dapat mengubah hidup kita menjadi lebih baik :

I. Temukan diri dan kepribadianmu sendiri
Pribadi seseorang tidak akan pernah sama satu dengan yang lainnya. Bahkan untuk orang yang memiliki ikatan / hubungan darah sekalipun.
Masalah yang sering muncul dari keengannan seseorang menjadi diri sendiri merukapakn sebab timbulnya berbagai penyakit syaraf penyakit jiwa dan perasaan perasaan aneh lainnya.

Menjadi diri sendiri tidaklah gampang, apalagi kalau kita merasa aa kemurangan dlam diri yang sangat menonjol. Seringkali kita berusaha untuk menyembunyikan kekurangan it dengan segala cara, namun tanpa kira sadari dengan berusaha menutupi kekurangan itu akan semakin membuat orang lain lebih memperhatikan kekurangan kita dibandingkan dengan kelebihan kita.
Dengan kemampuan yang kita miliki janganlah kita merasa cemas, karena setiap dari kita memiliki sesuatu yang lebih, karena tidak ada orang lain yang sama seperti kita, begitupun sebaliknya.
Sejak awal mula kehidupan tidak seorangpun persis dengan kamu, waktu yang akan datangpun tidak ada seorang manusiapun bisa persis dengan dirimu.

II. Hindari kelelahan dan kecemasan
capek seringkali menghinggapi kita, setelah seharian bekerja. Mulai sekarang katakan say no to capek dech....
perhatikan kebiasaan yang positif dalam beraktivitas :
1.bersihkan meja tulisdari semua bentuk kertas.
Karena dengan banykanya kertas di atas meja kita akan mendorong adanya perasaan keharusan dan rasa tanggaung jawab. Dan perasaan adanya rangkaian tanpa peghabisan yang harus dialkukan .
Membersihakan meja tulis membantu menyadarkan kita untuk menghindari tekanan berat / perasaan keharusan dan perasaan adanya rangkaian masalah tanpa penghabisan yang harus dikerjakan.
2.Kerjakan aktivitasmu menurut urutan kepentingan
berusaha dan mulai belajar memisahkan kepentingan yang lebih utama yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
3.Selesaikan permasalahan yang di hadapi.
Jangan pernah menunda2 menyelesaikan permasalahan yang sedang di hadapi. Dengan begitu beban akan terasa lebih ringan
4.belajar berorganisasi dan berbagi.
Berkumpul, berdiskusi dan berbagi dalam segala hal dengan orang lain.

IV. Belajar santai menghadapi masalah dalam beraktivitas
fakta membuktikan kerja otak tidak akan membuata kita lelah, jika kita merasa lelah berusahalah untuk memejamkan mata untuk dapat rileks sebentar.

Tip rileks
1.baca buku refensi terbaik untuk relaksasi
2.cari cara rileks dengan eksotis
3.beraktivitas dengan posisi nyaman
perhatikan posisi duduk kita dalam beraktivitasa, sehingga mengurangi ketegangan otot punggung dan pinggang kita
4.periksa diri sendiri sehari “ apakah aku sudah bekerja lebih keras dari yang seharusnya aku lakukan
5.seusai mengerjakan aktifivas sore hari, uji diri “ seberapa lelahkan aku “ kesempurnaan bukan dilihat dari kelelahan yang di rasakan melainkan dari kesegaran tubuh yang dirasakan.

V. Tetap semangat dalam beraktivitas
Bosan adalah salah satu pemicu utama kelelahan,
orang orang beruntung adalah mereka yang melakukan aktivitas kesenangannya. Mereka bisa beruntung karena penuh energi dan kebahagiaan yang lebih besar.
Mereka tidak terlalu cemas dan lelah. Energi akan tersimpan di suatu tempat yang kamu senangi, “ berjalan dengan pasangabn yang cerewet mungkin lebih melelahkan daripada berjalan 10 km dengan pasangan yang menyenangkan.

VI. Beryukur jangan hitung kesulitanmu
dalam kehidupan masih banyak yang lebih tidka beruntung hidupnya dari pada kita.
Sebuah pertanyaan yang patus kita jawab “ mengapa aku tidak percaya pada diri sendiri, apa yang pantas aku cemaskan ?
Kira kita 90 % dari segala sesuatu dalam hidup kita adalah benar dan 10 % adalah salah.
Jika kita ingin bahagia yang bisa kita lakukan adalah konsentrasi dan memusatkan pikiran pada 90n % yang benar dan tidak menghiraukan 10 % yang salah, dan begitu sebaliknya.

VII. Berfikir dan berterima kasih
berfikir positif dan selalu berterima kasih untuk segala hal yang kita lalui

Semoga Bermanfaat ...........!!

Source :
- By Me
- Buku 7 Jurus Menghilangkan Kecemasan dan Memulai Hidup Baru ( Dale Breckenridge Carnegey)
- Kumpulan beberapa artikel Kajian Psikologi dan Kesehatan Mental



Note : Sikapilah kehidupan dengan keseimbangan mental dan spiritual

Tidak ada komentar: