Juni 30, 2009

Jangan Khawatir

Assalamu'alaikum to All....^_^


Beberapa hari lalu, masuk millist from sahabat, isi tulisan itu sangat menyentuh dan menurut saya sangat bermanfaat sebagai bahan renungan dalam menjalani kehidupan ini, karenanya sangat bagus untuk saya sharing intisari dari tulisan tersebut, meskipun baru sempat saya tuliskan hari ini .........:

don't worry about tomorrow is to be unhappy today (anonym), awal dari tulisan ini, ....

Jangan khawatir! itu adalah filosofi hidup yang saya dapat dari cerita ini. Bukan sekadar kata-kata, bahwa "beliau" sungguh menjalankan filosofi itu dan nyatanya justru banyak membuat keringanan bagi perjalanan kehidupannya. Bagaimana bisa begitu? Mari, saya kutip sedikit cerita ini ..................

Sejak muda, "beliau" tersebut adalah orang yang optimis dan percaya diri. Boleh dibilang," beliau" adalah salah satu deretan pemimpi yang punya angan dan ingin besar untuk hidupnya. Paling tidak, itulah yang bisa saya baca dari kisah kehidupan "beliau".

Tapi sudah jelas bahwa hidup ini bukan sekadar angan dan ingin seseorang semata. Dalam jalan hidup "beliau" tersebut, selalu ingin yang meledak-ledak dab banyak juga bertemu dengan realita yang tidak diinginkan. Rencana-rencana "beliau" harus kandas dimakan kenyataan yang tidak bicara sama. Padahal rencana itu sudah dibuat sedemikian eloknya agar bisa berjalan dengan baik. Namun, hal-hal tak terduga, hal-hal di luar kendali, hal-hal yang rasanya sudah diantisipasi tapi tak urung lepas juga, ternyata membuat jalan harus berbelok atau menemui jalan buntu dan harus berhenti.

Dulunya, ketakutan akan hari esok, ketakutan akan kegagalan yang mengiringi rencana, membuat energi "beliau" terkuras habis. Bioritmik "beliau" menurun dengan drastis karena segala ketakutan dan jalan hidup yang tak seperti diangankan. Perjuangan untuk kembali sadar bahwa hidup sudah sempurna apa adanya membutuhkan waktu cukup lama bagi "beliau". Belajar dari situ, "beliau" mulai menerapkan filosofi “Jangan Khawatir”.

Di balik itu semua, "beliau" rupanya sudah berhasil mengendalikan hidupnya sendiri, bukan dengan mencapai semua yang diinginkan, tapi dengan filosofi simpel: "Jangan Khawatir". Tak perlu terlalu dalam memikirkan bagaimana hari esok akan membawa rencana-rencana kita. Yang paling penting adalah berusaha mewujudkannya, membendung energi untuk mendorongnya dengan berdoa, sisanya Yang Punya Kuasa yang akan berbicara. Begitulah kira-kira filosofi itu berkata.

Ada beberapa kisah dalam kehidupan "beliau" yang ternyata manjur menggunakan prinsip "Jangan Khawatir". Kebanyakan memang peristiwa itu berjalan di jalur rezeki. Satu peristiwa yang ditulisnya mengisahkan anak "beliau" yang baru saja lulus SMA dan hendak mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Awalnya, pilihan anak "beliau" sangat terbuka lebar. Tapi ada satu kenyataan yang harus diterimanya, "beliau" terpaksa keluar dari pekerjaannya oleh suatu hal yang menyalahi policy kantor. Lalu anak "beliau" berfikir seribu kali untuk melanjukan kuliah. Jika tidak diterima di universitas negeri, maka akan banyak biaya yang harus ditanggung, sementara istri "beliau" hanyalah seorang PNS.

"Beliau" bilang, “Jangan khawatir", selalu ada jalan, fokuslah kamu di UMPTN (waktu itu masih UMPTN) saja. Jika memang itu rezekimu, pasti ada jalan”. Tapi, rezeki memang tidak bisa ditolak. Diantara ratusan ribu pendaftar UMPTN, anak "beliau" lolos dan berhasil dapat jatah satu bangku di Unair. Dan, 'beliau" pun tersenyum dan bersyukur, “Lihat, jangan khawatir", pasti ada jalan kemudahan”.

Selepas dari pekerjaan, "beliau" membuka usaha sendiri di bidang advertising outdoor. Kadang order bisa datang berbondong-bondong, kerap pula workshop tempat "beliau" bekerja melompong. Yang menakjubkan, usaha ini dipikirkan dan dijalankan oleh "beliau" sendiri, tanpa bantuan tenaga pemasaran. Jika pekerjaan sedang ramai, "beliau" langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sempat tertunda. Namun, pernah juga pekerjaan sedang sangat sepi, tetapi ada tagihan bahan-bahan yang harus dibayarkan. 'Beliau" tak lagi pusing dengan semua itu, beliau biasanya berkata, “Jangan khawatir", pasti ada jalan dan rezeki”.

Benar saja, selang beberapa hari kemudian, tiba-tiba ada pengorder baru yang datang pada "beliau" untuk memesan papan reklame. Ketika ditanya darimana perngorder itu tahu tentang usaha "beliau", dijawab, “Kebetulan saya lewat depan workshop Bapak, saya tahu ini pasti bengkel reklame, makanya saya coba datangi.” Ah, keajaiban kecil datang pada kami. Yang lebih ajaib lagi, pengorder itu bersedia memberikan uang muka sejumlah tagihan bahan-bahan yang dialamatkan pada "beliau"! Dan ini bukan hanya sekali terjadi, tapi kerap kali ada pola demikian.

Kisah lainnya, "beliau" adalah salah satu orang yang tidak memiliki akun di bank. Serius! Sepanjang hidup "beliau", hanya akun istri "beliau" yang ada, itupun hasil tabungan sendiri dan tak seberapa. Sementara "beliau", lebih banyak memutar hasil yang didapatnya untuk kebutuhan hidup dan kebutuhan pekerjaan. Jika ada kepentingan tambahan dalam jumlah besar, yang dilakukan "beliau" adalah berusaha mendapatkan jalan ke sana dan berdoa! Dalam tiap doanya, "beliau" selalu meminta diberi rezeki yang cukup. Benar saja, doa itu terjawab. Rezeki yang diberikan kepada "beliau" memang cukup (alhamdulillah). Rezeki itu pun cukup untuk memenuhi kebutuhan tersier yang diinginkan dandibutuhkan serta tak berlebih yang membuat lupa diri. Tak punya akun di bank pun, banyak hal yang bisa dicapai "beliau". Tanpa mengurangi rasa sombongnya, "beliau" bilang, ” bahwa tabungan "beliau ada pada Gusti Alloh, jadi ndak perlu buka rekening di bank”. Duh, betapa penuh rasa syukur yang "beliau".

Tak punya uang seperserpun di dompetnya, jarang sekali membuat "beliau" khawatir. Tak tahu bagaimana keberhasilan pekerjaan harus dilakukan, tak membuat "beliau" terlalu risau. "Beliau" selalu yakin, selalu ada jalan untuk setiap keinginan dalam hidup. Banyak keajaiban dalam hidup yang justru diterima "beliau" dengan prinsip “Jangan khawatir”. Usaha tetap dilakukan, namun keputusan ya dan tidaknya, "beliau" berserah diri dan tak perlu khawatir! Itu justru membuat "beliau" makin ringan menjalani hidup, jika memang kenyataannya berkata iya, "beliau" bersyukur, jika kenyataan bilang tidak, berarti itu belum rezeki. Saya pikir, ini adalah sebuah titik tolak energi positif yang harus diamini dalam menjalani kehidupan.Untuk apa terlalu mengkhawatirkan hari esok yang kita belum tahu bagaimana kejadiannya. Nikmati saja hari ini, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dengan usaha terbaik disertai doa yang tidak pernah lelah.

Terima kasih pada "beliau" untuk kisahnya. Ingin dan kenyataan, biar saja datang, karena “Jangan khawatir”, inilah hidup yang sempurna apa adanya.

"Kenapa harus takut pada matahari
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya"

Semoga kisah yang saya sarikan kembali ini memberikan contoh dan manfaat yang bisa diambil. Wassalam.................^_^


Source : by Me n thx to Lisa Febriyanti n ladangkata untuk inspirasi kisah ini


Note : Yakinlah, selalu ada jalan keluar dari kesulitan asal kita tidak putus asa dan terus berdoa. Alloh tidak tidur ....!