Maret 24, 2009

Sebuah Renungan Tentang "KESUKSESAN"



Sukses itu sederhana aja, sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya,


Sukses itu tidak serumit/serahasia seperti kata kiyosaki/tung desem waringin/ the secret, sukses itu tidak perlu dikejar, SUKSES adalah Kita................. karena kesuksesan terbesar ada pada diri Kita sendiri

Bagaimana Kita tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk

membuahi 1 ovum, itu adalah sukses pertama Kita....!


Bagaimana Kita bisa lahir dengan anggota tubuh nyaris sempurna, itulah kesuksesan Kita kedua...!

Ketika Kita ke sekolah, bisa menikmati studi sampai dengan SMP, SMA(U) bahkan S1 atau lebih, di saat tiap menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu bayar SPP, itulah sukses Kita ketiga....!

Ketika Kita bisa bekerja di perusahaan dan mempunyai penghasilan, di saat 46 juta orang menjadi pengangguran, itulah kesuksesan Kita keempat.....!

Ketika Kita masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang
mati kelaparan setiap bulannya itulah kesuksesan Kita yang kelima......!

Sukses terjadi setiap hari, Namun Kita tidak pernah menyadarinya. ..

Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa terus-terusan
jadi best seller dengan membuat sukses menjadi hal yang rumit dan sukar

didapatkan.. .

Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/ helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump & resort mewah di Karibia...

Sukses adalah mencintai & bangga terhadap diri Kita sendiri, mengerjakan apa yang Kita sukai kapan saja dan di mana saja....

Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Kita, pada saat Kita gembira, Kita gembira sepenuhnya, sedangkan pada saat
Kita sedih, Kita sedih sepenuhnya, setelah itu Kita sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi.

Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Tuhan, hidup baik, tidak menipu, soleh & selalu rendah hati,Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan dan kekurangan Kita apa adanya dengan penuh syukur.

Pernahkah Kita menyadari?
Kita sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang, uang hanyalah alat tukar, Kita sebenarnya membeli rumah dari waktu Kita.

Ya, Kita mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun. Itu semua sebenarnya Kita dapatkan dari membarter waktu Kita, Kita menjual waktu Kita dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll...

Aset terbesar Kita bukanlah rumah/mobil Kita, tapi diri Kita sendiri, Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh... Semakin berharga diri Kita, semakin mahal orang mau membeli waktu Kita...

Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul diseminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung bisa mencapai 100 juta!!!

Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa...?

Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan, bisa terjual 80 juta dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila Kita jual harganya justru malah turun...

Hidup ini kok lucu, Lucu bila setelah Kita membaca tulisan di atas Namun Kita masih mengejar fatamorgana tersebut ketimbang menghabiskan waktu Kita yang sangat berharga untuk sungkem sama orang tua yang begitu mencintai Kita, memeluk hangat pasangan hidup kita, mengatakan "I love you" kepada orang2 yang Kita cintai.

Lakukanlah ini selagi Kita masih punya waktu, selagi Kita masih sempat, Kita tidak pernah tahu kapan Kita akan meninggal, mungkin besok pagi,mungkin nanti malam, LIFE is so SHORT.

Luangkan lebih banyak waktu untuk melakukan hobi Kita, entah itu bermain bola, memancing, menonton bioskop, makan makanan favorit Kita, berkebun,
bermain catur, atau berkaraoke.. . dan semua yang bisa Kita nikmati dan syukuri....
Enjoy Ur Life, LIFE is so SHORT....



Source : dari milist sahabat




Note : jalani hidup dengan semua hal yang baik dan bermanfaat, karena hidup begitu pendek


Maret 23, 2009

100 Hari "Bunda"





100 hari..................


Tepatnya, Sabtu (21-03-2009) adalah 100 hari bunda tercinta
"MAMAM"
Tak ada peringatan yang selayaknya dilakukan
hanya doa yang bisa ananda panjatkan
Semoga bunda tercinta dapat diterima disisiNYA
Amin ..................


Source : dr link blog diyara


Note : Tiada yang kekal kehidupan didunia ini, kelak semua kan kembali padaNYA, siapkah bekal kita ?

Maret 20, 2009

Cara Mengatasi Rasa Malas....!


Malas adalah penyakit mental. Siapa dihinggapi rasa malas, sukses pasti jauh dari gapaian.

Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dilakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dll. Jika keluarga besar dari rasa malas ini mudah sekali muncul dalam aktivitas sehari-hari kita, maka dijamin kinerja kita akan jauh menurun. Bahkan bisa jadi kita tidak pernah bisa mencapai sesuatu yang lebih baik sebagaimana yang kita inginkan.


Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Mengapa disebut penyakit mental? Disebut demikian karena akibat buruk dari rasa malas memang sangat merugikan. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada orang yang malas. Masyarakat yang dipenuhi oleh individu-individu yang malas, jelas tidak akan pernah maju.

Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya diinginkan. Rasa malas jenis yang satu ini relatif lebih bisa ditanggulangi. Nah, bagaimana cara mengatasinya? Berikut kiat-kiatnya:

1. Membuat Tujuan
Orang yang malas biasanya tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupan yang lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak memiliki tujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan orang yang tidak memiliki tujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah menuliskan resolusi atau komitmen-komitmen pencapaian hidup.

Di sinilah pangkal persoalannya. Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmen pencapaian hidup, maka seseorang hanya bergerak secara naluriah dan sangat rentan diombang-ambingkan situasi di sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif, menunggu, tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah pada nasib. Dalam keadaan seperti ini, tidak akan ada motivasi untuk meraih atau mencapai sesuatu. Tidak adanya sumber-sumber motivasi hidup menyebabkan kemalasan.

Supaya motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan tujuan- tujuan hidupnya. Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Agenda Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup Yang Lebih Baik (GPU, 2004), dia harus membuat komitmen atas apa saja yang ingin diselesaikan, dicapai, dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat secamilanik). Contoh komitmen; “pada ulang tahun yang ke …. saya sudah harus menyelesaikan buku yang saya tulis, meraih promosi pekerjaan, mencapai gelar S-3, memiliki rumah dan mobil, melakukan sejumlah kunjungan ke mancanegara, dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga.”

2. Mengasah Kemampuan
Orang yang memiliki tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang samar-samar jelas tidak memberikan dampak motivasional yang signifikan. Nah, akan lebih baik lagi jika tujuan- tujuan dilengkapi dengan aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Kita juga perlu sekali mengasah kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya langkah-langkah yang diambil itu akan membawa kita pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Contoh; jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka sejak sekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut. Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab, menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki kemampuan presentasi.

Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu dilakukan secara konsisten dan dengan komitmen sepenuhnya, maka kita telah berada di jalur yang benar. Aktivitas-aktivitas pembelajaran akan menempatkan kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis. Kemampuan kita dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat. Dengan sendirinya ini akan semakin memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan tentu saja menumbuhkan semangat.

Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen akan semakin melemah, semangat turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titik ini, tujuan-tujuan, resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki arti lagi.

3. Pergaulan Dinamis
Para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundang cenderung berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandung kebenaran. Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para pemenang. Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah orang yang sangat optimis, sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya. Sulit sekali bagi para high achiever untuk betah berlama- lama dengan para orang malas dan pesimistik.

Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya. Orang yang mulai dihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai diserang kebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas, berkeluh kesah dengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasa pelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedang menyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong satu sama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisa menjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total.

Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara paling ampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orang yang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedang bekerja keras untuk meraih impian-impiannya. Manusia-manusia optimis, self-motivated, punya ambisi, positive thinking, dan memiliki tujuan hidup pasti, umumnya memancarkan aura positif kepada apa pun dan siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme dan semangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.

4. Disiplin Diri
Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1 Indonesia, yang bunyinya; “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita. Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada kita”. Kata-kata mutiara yang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakan dengan baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya membawa kesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang memang menuntut sikap disiplin dalam banyak hal. Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang bagus karirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja?

Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam tugas, maka dunia luar akan sangat tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak akan pernah besar penjualannya. Seorang konsultan yang menolerir kinerja buruk pasti ditinggalkan kliennya. Dan pekerja yang tidak disiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada kita.

Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan mendisiplinkan diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut.

Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.

Source : dirangkum secara ringkas dari buku "Rasa Malas dan Cara Mengatasinya" by Edy Zaqeus.


Note : jika rasa malas mulai menyelimuti diri nikmatilah sejenak lalu bangkitlah ketika hampir pada titik akhirnya, jangan terlambat. Semangat..............semangat!

Maret 06, 2009

Ghibah yang Boleh (Ghibah al-Mubahah)




Assalamu'alaikum wr wb to all....................,



Menggunjing, menggosip atau “Ghibah”, adalah perbuatan tercela yang berdampak negatif cukup serius yang dapat mencerai-beraikan ikatan kasih sayang, merusak ukhuwah dan memutus tali silaturahim. Seseorang yang berbuat ghibah berarti menebarkan kedengkian dan kejahatan dalam masyarakat. Ghibah termasuk sejelek-jelek dosa, ghibah berada dalam murka Alloh, hingga orang itu melakukan ishlah (baikan) dengan korbannya (Kandzul’Ummal Imam al-Hindi III:7929)

Sebabnya, karena Ghibah mampu merusak nama baik seseorang dan mencampakkan harga diri korban-korbannya, sehingga sejumlah hadits menyebutnya dengan al-‘Adh’hu (tukang onar), Ghibah juga mengurangi kesempurnaan pahala puasa (an-Nawawi, Syarah Shahir Muslim, Juz 11/175) dan termasuk orang yang muflis (bangkrut) pada hari kiamat dan dapat mengurangi kesempurnaan pahala wudlu dan shalat : al-Ghibah tanqudhu al-wudhu’ wa as-shalah (al- Kanz, Imam al-Hindi, Juz III/8025)

Definisi Ghibah

Definisi ghibah dapat kita lihat dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:
“Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah SAW menjawab, “Kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).

Berdasarkan hadits di atas telah jelas bahwa definisi ghibah yaitu menceritakan tentang diri saudara kita sesuatu yang ia benci meskipun hal itu benar. Ini berarti kita menceritakan dan menyebarluaskan keburukan dan aib saudara kita kepada orang lain. Alloh sangat membenci perbuatan ini dan mengibaratkan pelaku ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Alloh berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Kendati demikian, ternyata adaa beberapa keadaan dimana seseorang diperbolehkan untuk mengumpat/menggunjing/menggosip, yaitu dimana para ulama mengistilahkannya “Ghibah al-Mubahah”, antara lain ada 6(enam) kriteria pokok :

1. At-Tadzallum : orang yang mazhlum (teraniaya) boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang mengzhaliminya kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya, seperti dijelaskan dalam "Alloh tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya, Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS.An-Nisa : 148)

2. Al-Isti'anah'ala taghyiri'l-munkar wa raddu's-ashiy ila as-shawab : meminta bantuan pada pihak lain untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar

3. Al-Istifta : meminta fatwa akan sesuatu hal, supaya mufti tidak keliru mengeluarkan fatwa atau mengajukan solusi, maka pihak pelapor (mustafti) diperbolehkan menceritakan keburukan seseorang.

4. Tahdziru'l-muslimina mina's-syarri wa nashihatihim : memperingatkan dan menasehati kaum muslimin dari tindak kejahatan seperti : (a) apabila ada perawi, saksi atau pengarang yang cacat sifat atau kelakuannya, menurut ijma'ulama, kita boleh bahkan wajib memberitahukannya kepada kaum muslimin. (b)apabila kita melihat seseorang membeli barang yang cacat atau membeli budak (pembantu) yang pencuri, peminum dan sejenisnya, sedangkan si pembeli tidak mengetahuinya (c) apabila kita melihat seorang penuntut ilmu agama belajar pada orang yang fasiq atau ahli bid'ah, dan kita khawatir terhadap bahaya yang akan menimpanya, maka kita wajib menasehati dengan cara menjelaskan sifat dan keadaan guru tersebut dengan tujuan untuk kebaikan semata-mata.

5. Al-Mujahiru bi'l-fusqi wa'l-bid'ati : menceritakan kepada khalayak tentang seseorang yang berbuat fasiq atau bid'ah seperti, minum-minuman keras, menyita harta orang secara paksa, menuntut pajak liar atau perkara-perkara bathil lainnya, namun ketika kita menceritakan keburukan itu tidak boleh menambah-nambahinya dan sepanjang niat kita dalam melakukannya hanya untuk kebaikan.

6. At-Ta'rifu bi's-Syakhsi : menyebut panggilan populer orang, misalnya jika seseorang telah dikenal masyhur oleh masyarakat sekitar dengan julukan-julukan tertentu (si pincang, si pendek, si bisu, si buta atau sebagainya), maka kita boleh memanggilnya dengan julukan tersebut agar orang lain langsung mengerti. Tetapi jika tujuannya untuk menghina, maka haram hukumnya, jika ia mempunyai nama lain yang lebih baik, maka lebih baik memanggilnya dengan nama lain tersebut.



Source :
- Dikutip secara ringkas dari artikel berjudul 'Ghibah' Yang Boleh (Ghibab al-Mubahah), ditulis oleh Syamsul Bahri, Anggota Majelis Fatwa Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia - Majalah Alia No.09 Edisi Maret 2009.
- Artikel Kebun Hikmah.com

Note : Jika kita tidak mengerti sesuatu atas orang lain lebih baik diam, karena diam adalah "emas" yang akan menyelamatkamu

Maret 05, 2009

Hujan ..................!!!!!


hujan...
siang ini seperti biasanya turun seringkali, dan aku seperti biasanya juga mensyukuri kehadirannya, karena aku tak tergesa ke mana pun, aku hanya menikmati tiap-tiap tetes air yang turun lewat jendela kamarku dan membiarkan kacamataku berkabut, karena kerap melongoknya untuk menikmati tetes-tetes airnya.

hujan ....
andai saja aku beraktivitas dan masih dalam perjalanan tentunya aku akan melihat payung-payung besar dan kecil berlarian menawarkan jasa pada penggunanya, termasuk juga denganku yang seringkali lalai membawa payung setiap harinya, tetapi melihat betapa gesit warga kota hujan yang bocah-bocah kecil itu menangkap peluang rezeki didepan matanya, terkadang aku akan lebih memilih mamakai jasa payung itu meski payungku ada dalam tasku karena mungkin itulah rizki buat mereka.
hujan.....
bersamamu kubayangkan banyak hal yang telah kulalui, dari balik jendela kini kutuliskan rinduku pada sahabat-sahabatku, rindu akan celoteh, tawa dan riang candamu, rindu duka dan tangismu, rindu smua curahan hatimu, dimanakah semua sahabatku?! kini dalam hujan semua berkelebat jadi satu gumpalan rasa ingin jumpa yang menggebu.

hujan ....
bersamamu pula kusampaikan rinduku pada seseorang penyejuk hatiku dulu dan kini, sampaikan juga cerita-cerita kita yang tak pernah mati, yang selalu penuh terisi banyak hal baru dalam perjalanan kehidupan kita masing-masing, sampaikan pula jangan lelah berbagi semangat untuk jalani kehidupan kita kini dan nanti hingga usia kita senja, jika Tuhan ijinkan waktu kita untuk terus dapat berbagi cerita.

hujan ....
turunnya kini mulai merintik, namun masih terus membasuh dedauan disekitarku, mulai tercium khasnya bau tanah setelah hujan akan berhenti, akupun tak pernah lelah masih menikmatinya dengan angin sepoi menerpa wajahku , terasa semakin aku mencintai kota ini meski banyak menyisakan luka

hujan.....
Meski engkau tak mengerti yang kurasa hari ini, tapi turunmu membawa kesejukan dalam diri dan hatiku... ...karenanya, hujan.....tetaplah damai seperti ini janganlan turun dengan amarahmu


Source : by me

Note :
Jagalah alam sekitar dan nikmatinya, jangan tunggu amarahnya!!
(banjir, gempa dll)

Maret 02, 2009

Sabar dalam Al Qur’an dan Al Hadits

بسم الله الرحمن الرحيم


Al Qur’an berbicara mengenai sabar

Disini saya menyimpulkan dan menuliskan kembali makna kesabaran dari beberapa buku dan artikel yang saya baca, antara lain dalam buku "Indahnya Sabar, Bekal Sabar Agar Tidak Pernah Habis" yang judul aslinya adalah "Uddatu Ash-Shabirin wa-Dzakhiratu Asy-Syakirin" Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah memberikan gambaran bahwa Sabar bukan berarti menyerah tanpa usaha. Tetapi, sabar bukan pula perjuangan tanpa hasil. Sabar adalah taman kesejukan di antara Ikhtiar maksimal dan tawakal total. Sabar adalah perwujudan keyakinan kuat akan janji Allah. Dengan sabar, hati begitu percaya, bahwa Allah akan segera menyambut niat dan keinginan tulus seorang hamba. Apa jadinya jika hati dipenuhi oleh sergapan ambisi dan pemaksaan kehendak? Tenaga habis, dan niat suci pun hangus oleh obsesi dan prasangka buruk kepada Allah. Tiada kondisi yang paling indah, kecuali menyelipkan sabar; baik di kala senang maupun susah, kaya maupun miskin, senggang maupun sempit. Sebagaimana janji Allah, bahwa hanya hamba-Nya yang istiqamah dan mantaplah yang mampu bersabar, dalam mengarungi kehidupan.

Dari artikel islami warna dunia menyimpulkan bahwa dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. setidaknya ada 103 kalikata sabar disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini membuktikan betapa besarnya pentingnya sabar bagi seorang mukmin dimata Allah SWT.

1. Sabar merupakan perintah dari Allah. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Larangan isti’jal (tergesa-gesa). “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar: “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah: 177)

4. Allah sangat mencintai orang-orang yang sabar. “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala berupa surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 - 24)
Hadits berbicara tentang sabar
Sebagaimana dalam Al-Qur’an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menjelaskan tentang kesabaran. misalnya Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam an Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:

  • Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)
  • Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)
  • Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)
  • Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)
  • Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya’.” (HR. Bukhari)
  • Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)

9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)

Sementara dari buku Asma'Umar Hasan Fad'aq menyimpulkan arti sabar adalah suatu akhlak luhur dari akhlak-akhlak islami yang wajib disifati, yang mendatangkan bagi seseorang perbuatan yang baik dan menghindarkan seseorang dari perbuatan yang tidak baik dan tidak sesuai sebagai seorang muslim dimana tujuannya adalah mengharap keridaan Alloh.

Masih menurut Asma, bahwa pembagian sabar ditinjau dari kaitannya dengan hukum yang lima yaitu :

1. Sabar yang Wajib. Dalam sabar ini terbagi dalam tiga macam, yaitu : Sabar dalam ketaatan dan dalam menunaikan kewajiban; Sabar dalam menahan diri dari kemaksiatan dan segala yang diharamkan; dan Sabar terhadap semua bala bencana dan musibah yang ditakdirkan.

2. Sabar yang Sunah. Sabar yang disunahkan juga ada tiga macam, yaitu : Sabar dalam menahan diri dari menghadapi perlakuan buruk dengan membalas keburukan pula; Sabar dalam hal-hal yang disunahkan; dan Sabar dalam menahan diri dari yang makruh. Contoh sabar dalam menahan diri dari menghadapi perlakuan buruk dengan membalas keburukan pula adalah sebagaimana firman Alloh SWT : "Dan jika kamu memberikan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu

3.
Sabar yang Mubah. Sabar yang mubah adalah menahan diri dari semua perbuatan yang kedua-duanya sama baik antara melakukan dan meninggalkan dan bersabar atasnya, karena sabar itu berkaitan dengan nafsu yang selalu berkeinginan dan menyukai agar keinginan-keinginannya selalu dituruti dan dipenuhi.

4. Sabar yang Makruh. Ada beberapa contoh sabar yang makruh yang dapat menjelaskannya, yaitu : pertama, menahan diri dari kelapangan dalam makanan,minuman, pakaian dan hubungan suami istri sehingga hal itu membahayakan kesehatan badannya; kedua, menahan diri dari menggauli istrinya ketika istrinya membutuhkan hal itu dan tidak ada mudarat bagi si suami. karena yang demikian akan memudaratkan bagi istri dan berarti dia telah mengabaikan salah satu hak bersuami istri, sementara islam menganjurkan untuk menjaga hak-hak tersebut dan menggaulinya secara baik; ketiga, melihat seseorang yang menyembunyikan jari-jari tangannya dalam shalat, sedang dia membiarkannya dan tidak melarangnya, padahal dia tahu hal itu sebagian dari hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat sebagaimana sabda Rasul SAW "Janganlah kamu menyembunyikan jari-jari tanganmu dalam shalat",; Keempat, menahan diri dari perbuatan yang disunahkan seperti kebiasaan memberi uang kepada salah seorang yang membutuhkan sedikit harta atau yang lainnya setiap minggu atau setiap bulan, lalu tiba-tiba ia menghentikan hal itu.

5. Sabar yang Haram. Secara ringkas Ibn Qayyim berkata : " Sabar atas kewajiban adalah wajib dan sabar dalam menahan diri dari kewajiban adalah haram. Sabar dalam menahan diri dari yang haram adalah wajib dan sabar menerima perlakuan yang dilarang adalah haram. Sabar dalam menunaikan yang sunah adalah disunahkan dan sabar untuk tidak melakukannya adalah makruh. Sabar dalam menahan diri dari yang makruh adalah sunah. Sabar yang dibolehkan adalah mubah".

Demikianlah sedikit yang bisa saya tulis, karena masih banyak sekali syariat yang menjadi tolok ukur dari kesabaran. Intinya : "Sabar adalah setengah dari Iman"

Wassalam, semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat, meskipun masih banyak sekali tulisan mengenai hal sama yang bisa dituliskan.


Source :
- Artikel Islami Warnadunia,
- Indahnya Sabar, Bekal Sabar Agar Tidak Pernah Habis (Ibnu Qayim al-Jauziyyah)
- Mengungkap Makna & Hikmah Sabar (Asna'Umar Hasan Fad'aq)



Note : Jadikan sabar dalam setiap langkah kehidupan, karena Alloh senantiasa bersama orang-orang yang bersabar