Januari 05, 2012

"HYPNOPARENTING"........??



Di saat ini banyak orang tua yang mulai putus asa dengan berbagai problem yang dihadapi dalam mengasuh anak-anak mereka., yang menurut penelitian dari psikolog anak, disimpulkan bahwa lebih dari 90% permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan atau ketidaktahuan orangtua akan cara komunikasi dan penyampaian nilai yang baik terhadap sang anak. Bagi kebanyakan orangtua, sadar maupun tidak sadar, seringkali memperlakukan anak sebagai "robot" yang bisa diperintah dan harus menjalankan setiap perintah yang diberikan kepadanya. Mereka melupakan bahwa seorang anak juga merupakan suatu individu dalam bentuk lebih kecil yang memiliki, perasaan, keinginan, dan tindakan. Seorang anak membutuhkan perhatian dan kesabaran orang tua dalam menghadapinya. Problem kebanyakan yang dialami para orang tua antaranya anak-anak seperti malas belajar, bosan sekolah, prestasi menurun, pola makan yang tidak beraturan, kebiasaan anak balita suka menggigit jari, mengompol dan masalah-masalah lain tentang kebiasaan-kebiasaan yang tidak dikehendaki para orang tua tetapi menjangkiti anak.

Beberapa waktu terakhir ini banyak dibicarakan istilah “hypnoparenting “ berikut banyaknya workshop “hypnoparenting” yang diadakan dimana-mana. “Hypnoparenting” yang mulai ramai dibicarakan seakan menjadi jawaban untuk para orangtua. Untuk saya pribadipun istilah “hypnoparenting” hanya didapat dari cerita-cerita teman dan tayangan dari media elektronik, untuk menjawab rasa penasaran dan keingintahuan, barulah saya mencari bahan bacaan dan artikel-artikel terkait “hypnoparenting”. Sebenarnya apa sih “hypnoparenting” itu?

Ditengah beratnya tantangan zaman, “hypnoparenting” seolah hadir menjadi alternatif metoda pengasuhan anak untuk menjembatani masalah komunikasi antara orangtua dan anak yang kerap kali terjadi. “Hypnoparenting” berasal dari kata hypnosis dan parenting. Hypnosis berarti upaya mengoptimalkan pemberdayaan energi jiwa bawah sadar (dalam hal ini untuk berkomunikasi) dengan mengistirahatkan energi jiwa sadar pada anak (komunikasi mental) maupun pada pembinanya (komunikasi astral). Parenting berarti segala sesuatu yang berurusan dengan tugas-tugas orangtua dalam mendidik, membina, dan membesarkan anak. Pembinaan anak ini terdiri dari tiga bidang, yakni fisik, mental, dan spiritual sejak merencakan kehamilan sampai masa remaja oleh orang-orang di sekitarnya (orang tua, wali, guru, dsb).

Metoda hypnoparenting atau ilmu hypnosis ini dapat me-reframing anak yang memiliki masalah menjadi anak yang mudah diarahkan. Dengan demikian, hypnoparenting dapat diartikan sebagai pembinaan anak dengan memperhatikan pengaruh hypnosis untuk selalu menanamkan rekaman/sugesti positif pada jiwa bawah sadar anak. Pikiran anak-anak yang cenderung belum mampu berpikir secara logis, cenderung memberikan respon terhadap stimulus yang diterima, tanpa pertimbangan yang terlalu jauh. Kata-kata, tindakan dan sikap orang tua 95% dan masuk dengan mudahnya ke pikiran bawah sadar anak-anak seolah-olah tanpa disaring

Menurut para ahli parenting, dengan mempelajari da berlatih “hypnoparenting” orangtua akan memancarkan aura yang positif atau aura yang sehat dan pancaran ini diterima dan dirasakan oleh anak dan akan berdampak pada kesehatan anaknya. Karena kondisi stress yang dialami pada orangtua akan memberikan pancaran aura yang negatif (tidak sehat) kepada anak-anaknya dan lama-kelamaan dapat mengakibatkan gangguan penurunan daya tahan tubuh sehingga berpengaruh pada kesehatan fisik ataupun mentalnya.

Menurut Dr Tb. Erwin Kusuma psikiater anak dengan pendalaman Medical hypnotherapist manusia ibarat sebuah komputer yang hidup ciptaan Tuhan, spirit/bathin berperan sebagai programmer, jiwa bawah sadar sebagai disket dan fisik adalah hasil print out dari rekaman bawah sadarnya. “Hypnoparenting” ini dapat diterapkan kepada anak sehat, cacat, sakit, maupun pada anak dengan kebutuhan khusus atau anak dengan keistimewaan, dengan :

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam “hypnoparenting” :


1. Who am I as a parent:
a. Perfeksionis, menetapkan standar yang tinggi, banyak mengkritik
b. Easy going, serba boleh, tidak mau ambil pusing
c. Ambivalent, tidak konsisten, moody
d. Overprotective, terlalu cemas, melindungi
e. Mature, stabil, komunikatif, adaptif

2. Knowing about your children:
a. Mengetahui potensi dan kemampuan anak
b. Mengetahui minat, kesukaan, kebiasaan, harapan, keinginan, cita-cita, tujuan hidup tanpa harus membedakan (comparing) dan memberi stempel (labeling)

3. Manage your mind, body, and soul in a balance
a. Beri kesempatan diri untuk rileks, sehat, dan tetap produktif
b. Cukup aktif, cukup istirahat, cukup dapat mengembangkan minat pribadi maupun minat sosial serta memiliki nilai spiritual

4. Kenali tumbuh kembang anak, masa transisi dalam perkembangan serta mampu lakukan deteksi dini melalui berbagai media seperti buku, majalah, tabloid, seminar, dll, karena tidak ada sekolah menjadi orang tua.

5. Lakukan relaksasi
a. Alamiah sehari-hari: olahraga, musik, tari, shopping, perawatan diri, rekreasi bersama
b. Relaksasi terprogram: relaksasi otot, napas, pikiran yang dikemas dalam berbagai program

6. Program Positif
a. Bersikap positif dalam menyikapi masalah
b. Orientasi pada solusi
c. Mau belajar dari pengalaman
d. Optimistik
e. Pengertian dan toleran

Langkah–langkah dalam “hypnoparenting” :


* Orang tua/pembina dalam keadaan rileks atau tenang.
* Cari saat yang tepat untuk melakukan induksi/afirmasi: saat anak sedang rileks dan terfokus, saat lelah, sakit, saat menyusui, saat hujan turun, saat bercerita, saat anak butuh bergantung, saat tidur yang dalam

* Gunakan alat bantu induksi misalnya suara detak jam, musik, getaran suara yang hangat dan indah dari orang tua

* Lakukan body contact secara berulang dan monoton: usap–usap kepala, dahi atau punggung.

* Tanamkan kalimat sugesti – afirmasi positif misalnya: anak manis mimpi yang indah dan besok pagi bangun segar, semangat untuk berangkat sekolah

* Kembangkan kata-kata dan tindakan yang positif untuk membentuk jangkar emosi

* Lakukan pengulangan secara konsisten

Menurut Rachel Copelan Ph.D, proses hypnosis akan terjadi bila dalam komunikasi terdapat unsur-unsur/komponen dan atau gabungan unsur-unsur sebagai berikut:

  • Motivation (keinginan kuat akan sesuatu)
  • Relaxation (santai, rileks)
  • Concentration (konsentrasi, fokus terhadap sesuatu)
  • Imagination (imaginasi terhadap sesuatu)
  • Autosuggestion (perintah)
  • Peak Emotion (emosi tinggi)
  • Repetition (pengulangan)

Menurut Health Information Newsletter (Uwokoka Chronicle), hampir 90 persen dari tindakan diatur oleh pikiran sadar. Ini adalah tugas para orangtua untuk memastikan bahwa hanya pemikiran yang baik dan positif masuk ke otak anak-anak. Ada beberapa cara bagaimana orang tuanmenerapkan hypnoparentingdalam kehidupan sehari-hari.

Ada 4 cara yang dapat orang tua gunakan untuk menanamkan pikiran positif kepada anak-anaknya :

Repetition /Pengulangan
Apa pun dilakukan secara konsisten dalam pengulangan pasti akan
membawa masuk kedalam pikiran bawah sadar Anda anak-anak. Mengulangi kata-kata seperti "Anda tidak bisa" atau "Anda bodoh" pada akhirnya akan membuat anak percaya bahwa dia tidak bias ataupun dia bodoh.

Family Habit/ Kebiasaan Keluarga
Kebiasaan keluarga juga memainkan peran besar dalam menanamkan pikiran positif kepada anak-anak. Mereka biasanya sangat
cermat mengamati orang tua mereka dan mengambil isyarat dari bagaimana sebagai orangtua bereaksi terhadap hal-hal tertentu, dan dengan mudah tertanam dalam pikiran bawah sadar anak-anak

Suggestion by respected individual/Orang yang dihormati(disegani)

Kadang-kadang anak-anak akan mendengarkan seseorang yang mungkin dianggap sebagai individu yang dihormati/disegani. Ingat bahwa dihormati dalam hal ini adalah dari sudut pandang anak-anak. Anda.

Big Event/Acara besar
Event besar
atau peristiwa yang besar bahkan pada berita akan diingat untuk waktu yang lama. Gunakan itu untuk menanamkan pikiran positif ke dalam pikiran anak-anak. Orangtua dapat memilih acara baik atau buruk dan menyarankan yang sesuai dengan usia anak-anak

.
Ingat
lah bahwa dari pikiran bawah sadar bertanggung jawab untuk membentuk kebiasaan anak-anak, emosi, kepribadian, kreativitas, persepsi dan percaya diri.

Dengan uraian yang saya sarikan kembali dari beberapa bahan bacaan baik buku dan artikel mengenai “hypnoparenting “ di atas, semoga bisa diambil manfaatnya dan diharapkan orangtua semakin menyadari betapa kuatnya pikiran bawah sadar seseorang terutama anak-anak, dan mulailah dengan berpikir yang positif, bertutur kata yang baik serta memberikan contoh tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari terhadap anak-anak karena anak-anak lebih mudah merekam segala sesuatu ke pikiran bawah sadarnya.
Dan semoga dengan melakukan “hypnoparenting” diharapkan komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak meningkatkan kualitasnya dan mendapatkan anak yang sehat secara fisik, cerdas dan kreatif (lahir dan batin). Aamiin


Source :

- Implementing Hypnoparenting to shape your children behavior ( http: // www.uwoka.com)

- Hypnoparenting, Metode Hipnotis untuk Mendidik Anak ( http :// www.indospiritual.com)

- Rachel Copelan Ph,D, dalam bukunya How to Hypnotize Yourself and Others

- Majalah Paras ,dalam artikel Agenda paras hal.116-117, edisi No.99/tahun IX/Januari 2012


Note : Anak-anak bukanlah robot yang hanya bisa diperintah dan harus menjalankan yang diperintahnya.


Tidak ada komentar: