Maret 02, 2009

Sabar dalam Al Qur’an dan Al Hadits

بسم الله الرحمن الرحيم


Al Qur’an berbicara mengenai sabar

Disini saya menyimpulkan dan menuliskan kembali makna kesabaran dari beberapa buku dan artikel yang saya baca, antara lain dalam buku "Indahnya Sabar, Bekal Sabar Agar Tidak Pernah Habis" yang judul aslinya adalah "Uddatu Ash-Shabirin wa-Dzakhiratu Asy-Syakirin" Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah memberikan gambaran bahwa Sabar bukan berarti menyerah tanpa usaha. Tetapi, sabar bukan pula perjuangan tanpa hasil. Sabar adalah taman kesejukan di antara Ikhtiar maksimal dan tawakal total. Sabar adalah perwujudan keyakinan kuat akan janji Allah. Dengan sabar, hati begitu percaya, bahwa Allah akan segera menyambut niat dan keinginan tulus seorang hamba. Apa jadinya jika hati dipenuhi oleh sergapan ambisi dan pemaksaan kehendak? Tenaga habis, dan niat suci pun hangus oleh obsesi dan prasangka buruk kepada Allah. Tiada kondisi yang paling indah, kecuali menyelipkan sabar; baik di kala senang maupun susah, kaya maupun miskin, senggang maupun sempit. Sebagaimana janji Allah, bahwa hanya hamba-Nya yang istiqamah dan mantaplah yang mampu bersabar, dalam mengarungi kehidupan.

Dari artikel islami warna dunia menyimpulkan bahwa dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. setidaknya ada 103 kalikata sabar disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini membuktikan betapa besarnya pentingnya sabar bagi seorang mukmin dimata Allah SWT.

1. Sabar merupakan perintah dari Allah. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Larangan isti’jal (tergesa-gesa). “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar: “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah: 177)

4. Allah sangat mencintai orang-orang yang sabar. “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala berupa surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 - 24)
Hadits berbicara tentang sabar
Sebagaimana dalam Al-Qur’an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menjelaskan tentang kesabaran. misalnya Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam an Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:

  • Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)
  • Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)
  • Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)
  • Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)
  • Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya’.” (HR. Bukhari)
  • Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)

9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)

Sementara dari buku Asma'Umar Hasan Fad'aq menyimpulkan arti sabar adalah suatu akhlak luhur dari akhlak-akhlak islami yang wajib disifati, yang mendatangkan bagi seseorang perbuatan yang baik dan menghindarkan seseorang dari perbuatan yang tidak baik dan tidak sesuai sebagai seorang muslim dimana tujuannya adalah mengharap keridaan Alloh.

Masih menurut Asma, bahwa pembagian sabar ditinjau dari kaitannya dengan hukum yang lima yaitu :

1. Sabar yang Wajib. Dalam sabar ini terbagi dalam tiga macam, yaitu : Sabar dalam ketaatan dan dalam menunaikan kewajiban; Sabar dalam menahan diri dari kemaksiatan dan segala yang diharamkan; dan Sabar terhadap semua bala bencana dan musibah yang ditakdirkan.

2. Sabar yang Sunah. Sabar yang disunahkan juga ada tiga macam, yaitu : Sabar dalam menahan diri dari menghadapi perlakuan buruk dengan membalas keburukan pula; Sabar dalam hal-hal yang disunahkan; dan Sabar dalam menahan diri dari yang makruh. Contoh sabar dalam menahan diri dari menghadapi perlakuan buruk dengan membalas keburukan pula adalah sebagaimana firman Alloh SWT : "Dan jika kamu memberikan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu

3.
Sabar yang Mubah. Sabar yang mubah adalah menahan diri dari semua perbuatan yang kedua-duanya sama baik antara melakukan dan meninggalkan dan bersabar atasnya, karena sabar itu berkaitan dengan nafsu yang selalu berkeinginan dan menyukai agar keinginan-keinginannya selalu dituruti dan dipenuhi.

4. Sabar yang Makruh. Ada beberapa contoh sabar yang makruh yang dapat menjelaskannya, yaitu : pertama, menahan diri dari kelapangan dalam makanan,minuman, pakaian dan hubungan suami istri sehingga hal itu membahayakan kesehatan badannya; kedua, menahan diri dari menggauli istrinya ketika istrinya membutuhkan hal itu dan tidak ada mudarat bagi si suami. karena yang demikian akan memudaratkan bagi istri dan berarti dia telah mengabaikan salah satu hak bersuami istri, sementara islam menganjurkan untuk menjaga hak-hak tersebut dan menggaulinya secara baik; ketiga, melihat seseorang yang menyembunyikan jari-jari tangannya dalam shalat, sedang dia membiarkannya dan tidak melarangnya, padahal dia tahu hal itu sebagian dari hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat sebagaimana sabda Rasul SAW "Janganlah kamu menyembunyikan jari-jari tanganmu dalam shalat",; Keempat, menahan diri dari perbuatan yang disunahkan seperti kebiasaan memberi uang kepada salah seorang yang membutuhkan sedikit harta atau yang lainnya setiap minggu atau setiap bulan, lalu tiba-tiba ia menghentikan hal itu.

5. Sabar yang Haram. Secara ringkas Ibn Qayyim berkata : " Sabar atas kewajiban adalah wajib dan sabar dalam menahan diri dari kewajiban adalah haram. Sabar dalam menahan diri dari yang haram adalah wajib dan sabar menerima perlakuan yang dilarang adalah haram. Sabar dalam menunaikan yang sunah adalah disunahkan dan sabar untuk tidak melakukannya adalah makruh. Sabar dalam menahan diri dari yang makruh adalah sunah. Sabar yang dibolehkan adalah mubah".

Demikianlah sedikit yang bisa saya tulis, karena masih banyak sekali syariat yang menjadi tolok ukur dari kesabaran. Intinya : "Sabar adalah setengah dari Iman"

Wassalam, semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat, meskipun masih banyak sekali tulisan mengenai hal sama yang bisa dituliskan.


Source :
- Artikel Islami Warnadunia,
- Indahnya Sabar, Bekal Sabar Agar Tidak Pernah Habis (Ibnu Qayim al-Jauziyyah)
- Mengungkap Makna & Hikmah Sabar (Asna'Umar Hasan Fad'aq)



Note : Jadikan sabar dalam setiap langkah kehidupan, karena Alloh senantiasa bersama orang-orang yang bersabar

1 komentar:

drmandangmichael@gmail.com mengatakan...

Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya.
Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah.
Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.
Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.
Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.
Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.
Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.
Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.