Juni 03, 2010

Perjalanan Malam-malam Panjangku ............


Aku tulis catatan ini ketika aku sedang merasakan sakit di tiap menjelang malamku dimana seharusnya aku lebih banyak beristirahat saja dan bisa menikmati waktu pulasku lebih banyak, tapi pada kenyataannya bertahun-tahun ku telah terampas oleh banyak rasa yang tak nyaman kurasakan saat malam hingga dini hari. Namun, tak jarang aku bawa juga tubuhku pada ruang yang kadang nyaris terlupakan. Aku terlalu banyak bermain di jaringan yang mengasyikkan yang menurutku bisa mengurangi rasa sakitku, sehingga seringkali aku terlupa punya satu ruang yang harus aku tanami dan sirami, ya....ruangku memohon padaMU dan berbagi dengan yang lain.

Sebenarnya malam ini Aku tak punya ide untuk menulis, akan tetapi saat rasa itu datang menyapaku, disertai perangkat tidurku yang menempel hampir disemua tubuh, maksudnya agar aku bisa tertidur, namun kenyataannya kata “kesendirian” menjadi lebih mendominasi, karena ketika semua rasa menyapaku dan tak banyak aktivitas yang bisa aku lakukan, banyak ingatan yang muncul di kepalaku….. ya semua gambaran perjalanan panjang kehidupanku yang berisi tentang kehidupanku sendiri. Telah banyak waktu yang kujalani dalam warna hitam dan kosong harus aku lewati, dimana aku hanya bisa berpikir dengan caraku sendiri, bertindak dengan cara yang aku anggap baik menurutku, dan mengambil semua keputusan dalam “kesendirian”ku. Kadang aku merasa terlalu egois dengan semua caraku ini sehingga tidak memandang keinginan orang lain untuk kebaikanku, hal ini membuatku banyak kehilangan semua yang aku pikirkan.

Dari gambaran yang muncul pada kehidupan panjang yang sudah kulewati, rasanya sangat tepat jika aku harus lebih banyak belajar berdamai dengan kenyataan, tidak selalu mengutamakan keinginan dan egoku sendiri untuk bertarung menghadapi hidup tetapi harus belajar mengamini duka sebagai salah satu jalan untuk mencapai kesadaran spiritual yang tinggi, belajar berserah pada banyak keadaan untuk memperkaya jiwa dan belajar lebih banyak dan .....banyak lagi untuk terus bersyukur untuk membuatku lebih bijak menjalani kehidupan ini.

Saat sakit begini dan ketika rasa sendirian ini muncul, aku teringat semua yang telah kulewati dimana rasa suka, duka, saling sapa, saling memberi kehangatan, saling memeluk dan saling berbagi semua terasakan, namun ketika aku merasa bahwa semua rasa itu menghilang aku akan kembali ke kehidupan nyataku.....dimana aku kembali lagi sendiri..... ya “kesendirian”ku.

Akhirnya dalam “kesendirian”, aku mencoba mengurai asaku kembali untuk mencapai kebahagiaanku di depan sana, dimana aku meyakini bahwa aku tidak sendiri selalu ada Engkau menemaniku ............. ya hanya doa yang bisa mengurai benang kusut di kepalaku, semoga doaku sampai pada alamat yang aku tuju, dilangit nun jauh disana dimana saat ini aku baru bisa melihatnya melalui khayalanku sendiri.

Rasa sakitku mulai menyapa kembali, membuat pola berpikirku tak beraturan, sebenarnyanya aku hanya mencoba menulis....menulis....menulis yang menurutku sebagai sebuah terapi yang membantuku mengurangi semua rasaku...... ya aku hanya mencoba mencari dengan caraku sendiri.

Ketika semua rasa mulai bergelut di sekujur tubuhku aku hanya mencoba menjadikan semua itu sebagai bahan renungan buatku sendiri dalam menjalani hidup bahwa ternyata dalam kesendirian itu tersimpan satu keindahan dan itu menjadikan aku semakin tercerahkan untuk mengarifi kehidupan.

Ini semua hanya goresan penaku saja ketika menjelang malamku............... semoga bisa membawaku tertidur dengan pulas setelah melepaskan semua kesahku............. بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Note : berdoalah untuk menyelami relung jiwa yang paling dalam

Source : me n inspired by One travels more usefully when alone, because he reflects more(Thomas Jefferson)

Tidak ada komentar: