Oktober 15, 2008

Aku, sakitku dan dokterku

Assalamu’alaikum wr, wb

Sampai dengan hari ini, 13tahun sudah (tepatnya sejak aku hamil 4 bulan anakku yg ke-2) tak banyak yg tahu kalau aku ini sakit, temanku, teman2 dekatku bahkan keluarga besarku yang lain, karena mereka tetap melihatku beraktivitas seperti biasa, mungkin hanya teman yg selalu disekitarku yg mengetahuinya, tapi merekapun tak tahu apa sakitku? Jangankan mereka, akupun yang melaluinya tidak pernah tahu apa? Hanya yg aku tahu selain penyakit gastritis akut yang telah lama aku derita, akupun selalu tiba2 pingsan, serasa ada yang menghimpit didadaku dan menghentikan aliran darah keseluruh tubuhku (orang lain yang melihatku begitu, akan bilang tubuhku seperti es) kejadian itu berulang kali kapan dan dimanapun pingsan itu ingin datang padaku.

Sejak saaat itu dari satu dokter ke dokter lainnya, dari satu pengobatan alternative ke pengobatan alternative lainnya, dari satu “orang pintar” ke “orang pintar” lainnya dan dari satu informasi mengenai pengobatan ataupun kejiwaan ke informasi yang lainnya aku tempuh sebagai wujud ikhtiarku akan kemauan sembuhku. Bukankah Alloh tidak menyenangi jika kita diberi cobaan namun kita sebagai hambanya kerap berdiam diri tanpa ada usaha? Itulah yang aku lakukan.

Sampai suatu saat aku benar-benar berhenti dari semua pengobatan itu, aku hanya manusia biasa kadang punya rasa lelah dan putus asa jalani semua itu, karena sampai sejauh ini pengobatanku belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Orang lain mungkin menyimpan banyak dokumen berharga(deposito, saham, dlsb..), tapi aku satupun tak punya itu kecuali ijazah sekolahku yang kudapatkan juga tersendat kala aku mampu kembali kesekolah, he..he, tapi aku tidak berkecil hati karena dari perjalanan berobatku, akupun banyak menyimpan dokumen seperti juga orang lain yaitu hasil-hasil lab, hasil rontgen, hasil EKG, hasil EEG, dan seperangkat dokumen hasil cek kesehatan lainnya bahkan pernak-pernik dari pengobatan lainnya juga kartu pengenal berobat.

Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 2007 aku kembali datang pada dokterku karena saat itu kesehatanku benar-benar anjlok, sampai dokter itu bilang padaku : “kemana saja ibu? Kenapa jarang kontrol lagi?”, lalu aku jawab : “saya bosan, dokter”. Dokter itu sedikit kaget dengan jawabanku (sambil membuka kembali resume medisku), dokter itu berkata : “ jangan bosan, ibu, kalau ibu merasa bosan berobat berarti saya menjadi dokter yang tidak berguna”, begitu yang dokter itu sampaikan. O, ya sebelum dilanjut saya dapat ceritakan bahwa cuma pada dokter itulah saya mau kembali, tidak pada dokter2ku yang lainnya (ada banyak dokter yang aku kunjungi), akan tetapi hanya dokter itulah yang mau mendengarkan keluhan pasiennya dengan sabar,teliti dan tidak terburu-buru, layaknya orang “curhat”, meskipun seperti dokter lainnya dokterku itupun banyak banget pasiennya, namun pada kenyataannya tidak seperti dokter2 yang pernah aku kunjungi, ada beberapa dokter yang pernah aku kunjungi dan mengatakan jawaban yang tidak menyenangkan pada saat konsultasi, seperti : Ibu bukan dokter jadi jangan menduga-duga atau mendiagnosa sendiri, ibu ikuti saja saran saya sebagai dokter, ibu ini sesukanya tidak mengikuti ketentuan yang saya beri dll, begitulah antara lain konsultasi dengan dokter2ku.

Dengan ceritaku diatas, dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang sakit seperti layaknya aku yang sakitan, carilah dokter yang benar-benar mau memahami pasiennya, karena kesembuhan seorang pasien yang sedang menderita satu penyakit akan terbantu penyembuhannya bila seorang dokter itupun mau menerima masukan yang pasien sampikankan, karena seorang pasien yang awam mengenai dunia medis, dia akan menyampaikan semua keluhan yang dia rasakan dengan ekspresinya sendiri pada dokternya, Jadi wajar saja kan, bahwa apabila datang seorang pasien pada dokter yang dipilihnya, dimana seorang pasien itu pada saat memilih seorang dokter tentunya dengan terlebih dahulu mencari referensi atas dokter yang dipilihnya baik langsung dari tempat dimana dokter itu praktek, dari kolega bahkan dari keluarga atau teman-teman yang mungkin tahu mengenai dokter tersebut. Namun apabila dokter tersebut sudah menjadi pilihan seorang pasien dan ternyata mengecewakan, tidak ada salahnya pasien tersebut mencari pengganti dokter yang sesuai dengan kriterianya, begitupula denganku, walaupun sampai hari ini aku belum dapatkan juga hasil yang pasti akan sakitku tapi aku tetap rutin kontrol dengan dokterku ini, yang dari pertengahan tahun 2007 memulai observasiku kembali meski dari nol lagi.

Meski sampai hari ini aku belum mengerti mengenai sakitku, 13tahun sudah aku berteman dengannya (sakitku, red), Insya Alloh, dengan dibantu bermacam-macam buku2 bertajukkan “Meraih Kesembuhan dengan Doa” dan dengan dokterku yang mau merangkum semua keluhan sakitku pada saat datang konsultasi, Alloh memberiku keikhalasan melaluinya. Amiin

“Segala puji bagi Alloh, Dzat Yang Mahakuasa mengaruniakan kesehatan kepada hamba-NYA dan menyembuhkan segala maca penyakit, Tiadalah Dia menurunkan suatu penyakit, kecuali pasti Dia juga menciptakan obatnya”

Hari ini waktunya kontrol ke dokterku, yuuuk……………………………?


Source : by Me

Note : bertemulah dengan orang2 yang bisa memberikan damai dan kenyamanan dalam diri, bukan seseorang yang manis dimuka saja

Wassalamu’alaikum wr, wb.

Tidak ada komentar: